BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Dalam manulis sebuah karangan
atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk
kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk
sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau
pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang
baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain
adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang
mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat
kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk
alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan
menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat).
Oleh karena itu, untuk lebih
memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui berbagai
macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan
para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik.
.
Tujuan
Makalah ini disusun dengan judul "Alenia", dengan tujuan, agar kita sebagai mahasiswa pada umumnya dapat memahami, mengerti dan menguasai berbagai jenis alenia dan persyaratan sebuah alenia. Dengan memahami tentang alenia diharapkan mahasiswa bisa menggunakan atau membuat alenia dalam penulisan ilmiah dengan baik dan benar.
BAB
II
ISI
ALINEA
Pengertian Alenia
"Alenia atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat" (Lamuddin Finoza, 2004:149). "Alenia atau paragraph merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan" (Sabati Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, 1988 :144). " Alenia tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau luas dari kalimat… merupakan himpunan dari kalimatyang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Gorys Keraf, 1979:62).
Syarat-Syarat Pembentukan Alenia
Kesatuan
Yang
dimaksud dengan kesatuan dalam alenia adalah semua kalimat yang membina alenia
itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Suatu alenia
dikatakan memiliki suatu kesatuan apabila seluruh kalimat dalam alenia hanya
membicarakan sati ide pokok, satu topik atau masalah. Semua kalimat terfokus
pada topiknya dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Kepaduan atau Koherensi
Yang
dimaksud dengan kepanduan atau koherensi adalah adanya kekompakan antara sebuah
kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alenia itu. Kepanduan atau
koherensi dititik beratkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Untuk
memperoleh kepanduan yang baik dan mesra antara kalimat dalam sebuah alenia, perlu
diperhatikan persyaratan :
Masalah
kebahasaan atau unsure kebahasaan yang digambarkan dengan :
Repetisi
atau pengulangan kata kunci
Kata
ganti
Kata
transisi atau ungkapan penghubung, dan
Paralelisme.
Perincian
atau urutan alenia.
Menurut
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1988 :152) Ada satu
lagi syarat-syarat pembentukan alenia yaitu, Kelengkapan.
Jenis Alenia
Alenia
banyak ragamnya. Untuk membedakan alenia yang satu dari alenia yang lain
berdasarkan kelompoknya, bagan di bawah ini dapat dijadikan pedoman.
Bagan
1.
Jenis
Alenia
Jenis-Alenia
menurut Posisi Kalimat Topiknya Berdasarkan posisi kalimat, alenia dapat
dibedakan atas empat macam, yaitu (a) alenia deduktif, (b) alenia induktif, (c)
alenia deduktif-induktif, dan (d) alenia penuh kalimat topic.
Alenia Deduktif
"Alenia
deduktif yaitu alenia yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan alenia (urutan
umum-khusus)" (lamudin Finoza, 2004 : 159).
Contoh
Alenia Deduktif.
Diskusi
kelompok sangat efektif ditetapkan untuk melatih berbicara. Siswa dapat meredam
rasa malu jika mengemukakan pendapat, saran, atau pertanyaan kepada teman
kelompoknya. Mereka akan terpancing berbicara untuk melakukan hal itu. Tanpa
disadari, mereka melakukan interaksi dalam kelompok dengan topik yang terarah.
Alenia
Induktif
"Alenia
induktif yaitu alenia yang menganalisa penjelasan terlebih dahulu, barulah
diakui dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum)" (Lamudin finoza,
2004 :159).
Contoh
Alenia Induktif
Ular,
buaya, cecak, dan sebagainya termasuk jenis binatang melata. Sebagaimanan jenis
binatang lain, binatang-binatang tersebut memerlukan air. Begitu juga
tumbuh-tumbuhan, misalnya bunga, kelapa, sawo, dan karet. Manusia juga sangat
membutuhkan air. Manusia, tumbuh-tumbuhan, dan binatang sangat memerlukan air.
(UAN 2001/2002)
Alenia
Deduktif-Induktif
"Bila
kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir alenia, terbentuklah
alenia campuran deduktif-induktif". (Lamudin Finoza, 2004:160).
Contoh
Alenia Deduktif-Induktif.
Pemerintah
menyadari bahwa rakyat indonesia memerlukan rumah muran, sehat dan kuat.
Departemen PU sudah lama menyelidikibahan rumah yang murah tetapi kuat. Agaknya
bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik
perhatian ahli. Bahan ini tahan api dan air. Lagi pula, bahan perlit dapat
dicetak menurut keinginan sesorang. Usulan ini menunjukkan bahwa pemerintah
berusaha membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Alenia
Penuh Kelimat Topik
"Kalimat
topic atau kalimat utama termuat dalam seluruh alenia. Dalam hal ini tidak
terdapat kalimat yang khusus yang menjadi kalimat topic. Alenia semacam ini
terutama dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif atau deduktif.
Contoh Alenia Deduktif-Induktif.
Pagi hari ini aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Didepanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku..
Jenis Alenia Menurut Sifat Isinya
Berdasarkan sifat isinya, alenia dapat digolongkan atas lima macam, yaitu (a) alenia Persuatif, (b) alenia argumentative, (c) alenia naratif, (d) alineia deskriptif, (e) alenia ekspositoris.
Alenia Persuatif
"Alenia persuatif, jika isi alenia mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca" (Lamuddin Finoza, 2004 :161). Paragraf persuatif berisi ajakan kepada pembaca dengan mengemukakan alas an, contoh, dan bukti supaya melakukan ajakan
penulis. Persuatif selalu bertujuan untuk membujuk orang lain, agar melakukan yang kita inginkan.
Menurut Nunung Yuli Eti, Anton Suparyanta, dan M.G. Hesti Puji Rastuti (2005:64), Metode dalam pembentukan alenia persuatif adalah :
Rasionalisasi
Identifikasi
sugesti
Komformitas
Kompensasi
Proyeksi
Penggantian.
Dan bentuk-bentuk dari paragraph persuatif adalah, propaganda, iklan dalam surat kabar, majalah, selebaran, dan kampanye lisan.
Identifikasi
sugesti
Komformitas
Kompensasi
Proyeksi
Penggantian.
Dan bentuk-bentuk dari paragraph persuatif adalah, propaganda, iklan dalam surat kabar, majalah, selebaran, dan kampanye lisan.
Contoh paragraph Persuasi:
MLM (Multi Level Marketing) merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Bisini ini biasanya brgerak dalam bidang penjualan suatu produk. Produk tersebut dapat berupa suplemen makanan hingga prosuk rumah tangga. Menjadi anggota MLM dapat dilakukan sebagai bisnis sampingan seseorang yang bergabung dalam bisnis tersebut harus pandai memperluan jaringan. Semakin luas jaringan yang diperoleh, semakin besar pula pemasukan yang akan diperoleh. Oleh karena itu, menjadi anggota bisnis MLM memberi keuntungan karena dapat menambah pendapatan. Karena bisnis ini sangat menjanjikan, mari ikut bergabung dalam bisnis MLM ini.
Alenia
Argumentatif
"Alenia argumentative, jika isi alenia membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alas an yang mendukung" (Lamuddin Finoza, 2004:161). Agar dapat berargumentasi dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1). Berfikir
2). Menjauhkan emosi dan subjektivitas
3). Mampu mencari, mengumpulkan, menilai dan memilih fakta yang sesuai dengan tujuan, serta menghubung-hubungkannya sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sukar dibantah kebenarannya.
Bahan argumentasi yang berupa fakta, angka-angka, grafik, pendapat orang, dan sebagainya harus dikaji sungguh-sungguh sehingga dapat memperkuat argument yang dikemukakan.
Contoh
alenia argurmentatif :
Menurut data lembaga Oceanologi Indonesia, 46% kondisi terumbu karang di Indonesia rusak berat, 14% kritis, 33% masih lumayan, dan hanya 17% yang kondisinya sangat bagus. Boleh disimpulkan, kerusakan gugusan karang di Indonesia saat ini sudah sangat parah dan mengenaskan.
Alenia
Naratif
"Alenia naratif, jika isi alenia menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita" (Lamuddin Finoza, 2004:161). Pada alenia naratif, pengarang berusaha mengisahkan suatu peristiwa sehingga pembaca seolah-olah melihat dan mengalami sendiri peristiwa itu.
Contoh alenia naratif :
Matahari sudah mulai condong ke barat. Aku membuang puntung sigaretku yang kesekian. Kemudian aku berdiri dan menepuk debu celanaku.
"Engkau boleh senyum lega, Jon "kataku kepada makam, "Tati sudah kelas 3 sekarang. Dan aku berjalan menuruni bukit, disambut oleh bocah kecil yang lahir ketika Jon mati. Kepalanya bulat lucu. Dan ia tersenyum juga. Senyum teman yang penuh harapan.
Sumber : "Senyum" dalam Hujan Kepagian, karya Nugroho Notosusanto
Pola pengembangan Alenia naratif menurut Tim Penyusun (2004:35), dibagi menjadi dua, yaitu :
Pola Pengembangan Naratif dengan Titik Pandang
Titik pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagaimana sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan,
latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi maupun non fiksi kepada pembaca. Pada umumnya titik pandang dibedakan atas dua pola utama yaitu :
Titik
Pandang (Sudut Pandang) orang pertama
Titik
Pandang orang ketiga sebagai pengamat
Titik
Pandang orang ketiga sebagai serba tahu
Titik
Pandang campuran
Pola
Pengembangan Naratif dengan Tehnik (Akibat) Dramatik.
Pengembangan alenia naratif dengan tehnik dramatic disusun mirip dengan pengembangan cerita pada drama. Dalam hal ini pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat, sikap, dan tingkah laku tokoh. Hal ini dilakukan agar pembaca menjadi penasaran terhadap karakter tokoh
cerita
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Alenia
Deskriptif
"Alenia deskriptif, jika isi alenia melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa" (Lamuddin Finoza, 2004:161).
"Deskriptif merupakan jenis karangan yang isinya memberikan, melukiskan, atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman semua panca indera" (Tim Penyusun, 2004:35).
Alenia
Deskriptif dapat dikembangkan dengan pola :
Pola
Pengembangan Observasi
Pola
Pengembangan Fokus
Pola
Pengambangan Seleksi
Contoh alenia deskriptif :
Gadis itu sedang berjalan-jalan seorang diri di tepi pantai Parangtritis. Baju berwarna biru laut dan rok hitam bersulamkan benang sutera menambah keanggunannya. Wajahnya yang putih bersih berubah menjadi kemerah-merahan terkena sengatan matahari pada sore hari. Matanya bersinar-sinar sunset sore itu. Rambutnya yang panjang terjuntai kebelakang melambai-lambai tertiup angina pantai. Bentuk badannya yang bagus itu semakin molek dengan pakaiannya yang sederhana.
Alenia
Ekspositoris
"Alenia ekspositas, jika isi alenia memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu" (Lamuddin Finoza, 2004:161).
"Paragraf eksposisi atau paparan ialah kerangan yang memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai ide atau keyakinan yang disertai dengan gambar, denah, fakta, atau yang lain agar pembaca lebih jelas" (Tim Penyusun, 2004:81).
Contoh alenia Ekspositoris :
Rumah temanku terbentuk limas an. Berukuran panjang 11 meter dan lebar 9 meter. Ruma dibangun diatas tanah seluas 33o m2. Atapnya bergenting biasa, dindingnya dibuat dari tembok, dan lantainya dari keramik. Rumah ini terdiri atas lima kamar dengan perincian kamar tamu, kamar keluarga, dan tiga kamar tidur, sedangkan kamar mandi, water closed, dan dapur berada di luar rumah pokok. Ketiga kamar ini dihubungkan oleh pintu dari kamar keluarga sehingga kelihatannya berada diluar. Tetapi berdampingan.
Jenis Alenia Menurut Fungsinya Dalam Karangan
Berdasarkan fungsinya, alenia dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu (a) alenia pembuka, (b) alenia pengembang, dan (c) alenia penutup.
Alenia
Pembuka
Isi alenia pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, alenia pembuka harus dapat difungsikan untuk:
Menghantarkan
pokok pembicaraan;
Menarik
minat dan perhatian pembaca;
Menyiapkan
atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Alenia
Pengembang
Alenia ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan didalam alenia pembuka. Alenia pengembang berfungsi untuk :
Mengemukakan
inti persoalan;
Memberi
ilustrasi atau contoh;
Menjelaskan
hal yang akan diuraikan pada alenia berikutnya;
Meringkas
alenia sebelumnya;
Mempersiapkan
dasar atau landasan bagi simpulan.
Alenia
Penutup
Alenia penutup adalah alenia yang dimaksudkan untuk mengakhiri sebuah karangan. Penyajian
alenia
penutup harus memperhatikan hal berikut ini. Sebagai bagian penutup, alenia ini
tidak boleh terlalu panjang. Isi alenia harus berisi simpulan sementara atau
akhir, sebagai cerminan inti seluruh uraian. Hendaknya alenia menimbulkan kesan
yang dalam bagi pembacanya.
Pengembangan Alenia
Pengembangan Alenia
Untuk mengembangkan sebuah alenia, baik untuk memperinci gagasan utama, maupun untuk mengurutkan perincian-perincian itu dengan teratur, dikembangkjan bermacam-macam metode pengembangan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode pengembanghan sesuai dengan dasar pembentukan alenia tersebut.
Metode
Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan dalam teks definisi itu. Misal, membuat definisi kebudayaan tidak boleh sebagai berikut : "Yang dimaksud kebudayaan adalah kebudayaan …."
Metode Proses
Sebuah alenia dikatakan memakai metode proses apabila isis alenia menguraikan suatu proses. Untuk menyusun sebuah proses, pertama-tama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. Kedua, ia ahrus mengimbangi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Ketiga, penulis harus menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses dengan jelas.
Singkatnya prose situ menyangkut jawaban atau pertanyaan : Bagaimana mengerjakan hal itu ? Bagaimana bekerjanya ? Bagaimana barang itu disusun ? dan, Bagaimana hal itu terjadi?
Metode
Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk alenia. Harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengalaman sangat efektif untuk setiap pengarang.
Metode
Sebab Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat sebab (Kausalitas)_ dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkan. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas, dan dapat pula sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan.
Metode
Umum-Khusus
Metode umum-khusus dan umum-khusus paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan alenia agar tampak teratur. Metode inilah paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan ekspositoris seperti artikel dalam media massa.
Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokkan benda-benda atau non benda yang memilikipersamaan cirri seperti sifat bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Setelah dikelompokkan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lain.
Pembentuk alenia
Dalam pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga
syarat yang harus diperhatikan, yaitu unsur kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan.
Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya
persyaratan bahwa suatu paragraf hanya memilik,i satu topik, satu pikiran
utama. Fungsi paragraf dalam hal ini adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh
karena itu, pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan,
tidak boleh terdapat unsur yang sama seklai tidak berhubungan dengan topik, dan
tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan
pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif. Jadi, satu paragraf
idealnya hanya berisi satu gagasan pokok satu topik. Semua kalimat dalam suatu
paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.
Berikut ini diberikan contoh paragraf, analisislah
apakah memenuhi unsur kesatuan paragraf. Bila tidak memenuhi unsur kesatuan
paragraf, berikan alasannya!
(1)
Dari hasil pengamatan terhadap percobaan
yang telah dilakukan, terdapat dua kelompok fenomena yang mampu menjelaskan
perbedaan antara larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Pertama, larutan yang menimbulkan
gelembung-gelembung gas pada elektroda dan yang kedua, ada larutan yang tidak
menimbulkan gelembung-gelembung gas. Perbedaan penomena ini tidak mungkin
disebabkan oleh konsentrasi larutan, juga tidak boleh kekuatan arus, karena
konsentrasi larutan dibuat sama begitu juga kekuatan sumber arus juga sama
(konsentrasi larutan dan kekuatan sumber arus merupakan variabel kontrol).
Jenis zat terlarut diduga merupakan variabel bebas terhadap munculnya gelembung
gas itu. Oleh karena itu,.........
Unsur kepaduan paragraf sering disebut
dengan koherensi. Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan
kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun
oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik. Paragraf yang padu
akan membuat pembaca mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis. Urutan
pikiran yang teratur dalam paragraf akan memperlihatkan adanya kepaduan.
Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama suatu paragraf dan bagaimana
hubungan antara pikiran utama dengan pikiran penjelas dapat dilihat dari urutan
perinciannya. Perincian dapat dilakukan secara alamiah (kronologis, spasial),
dan logis (kausalitas, dedukasi, induksi) (lihat Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992,
Soeparno, Haryadi, dan Suhardi, 2001).
Paragraf yang padu didukung oleh penggunaan unsur
kebahasaan yang baik, yaitu adanya kohesi antar kalimat yang baik. Meski
demikian, tidak berarti bahwa paragraf yang kohesif secara otomatis merupakan
paragraf yang padu. Dalam tulisan hubung, kata ganti, repetisi.
Berikut ini diberikan contoh paragraf, analisalah
unsur kepaduan paragraf. Tunjukan bagaimana pengorganisasian isi dan unsur
kebahasaan sehingga paragraf ini dapat dinyatakan “status” kepaduannya.
(2)
Kota
Jakarta merupakan ibu kota Negara Republik Indonesia. Presiden dan pusat
pemerintahan berada di kota tersebut. Presiden Republik Indonesia sebagai
pemimpin negara dan pemerintahan dipilih secara langsung oleh rakyat setelah
UUD 1945 diamandemen. Masa jabatan presiden selama lima tahun, dan dapat
dipilih lagi, paling banyak dua kali berturut-turut. Presiden pilihan rakyat
secara langsung yang pertama kali akan menjabat pada periode 2004-2009.
Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya
pikiran utama yang berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud
kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas haruslah menunjang
kejellasan kalimat utama. Paragraf dinyatakan sebagai paragraf tidak lengkap
jika tidak dikembangkan secara baik. oleh karena itu, unsur kelengkapan itu
sering pula disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut perkembangan.
Kerangka
Alenia
Paragraf diasumsikan berpotensi terdiri atas
beberapa kalimat. Kalimat-kalimat tersebut haruslah dirangkai sedemikian rupa
sehingga menjadi paragraf yang baik, yaitu paragraf yang memenuhi persyaratan
kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Pendistribusian kalimat utama dan
kalimat-kalimat penjelas haruslah menggunakan cara yang jelas sehingga dapat
dirumuskan strukturnya.
Kalimat-kalimat dalam paragraf dapat
dikategorikan menjadi (1) kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas. Ada pula
yang menambah satu lagi yaitu kalimat penegas (lihat Soeparno, 2001). Kalimat
penegas pada hakikatnya sama dengan kalimat topik, hanya saja kalimat penjelas
biasanya merupakan penyimpulan, sehingga tidak pernah terdapat pada awal
paragraf. Struktur paragraf biasanya dikaitkan dengan pengurutan letak kalimat
utama, dan kalimat-kalimat penjelas. Khusus paragraf naratif dan deskriptif
tidak dapat ditemukan kalimat utama dan kalimat penjelas.
Atas dasar kategori kalimat dalam paragraf tersebut,
secara garis besar struktur paragraf (selain paragraf narasi dan deskripsi)
dapat dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu:
(1) Kalimat utama pada awal paragraf dan diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas,
(2) Kalimat pada akhir paragraf dan didahului dengan
kalimat-kalimat penjelas, serta
(3) Kaliat utama terdapat pada awal dan akhir
paragraf, diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas .
Pengembangan Alenia
Pengembangna paragraf yang pertama dapat dilihat
dari sudut pandang teknik. Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) pengembangan secara alamiah, dan (2)
pengembangan secara logis.
Pengembangan Secara Alamiah
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu
bersifat kronologis. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa
terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang
mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Paragraf
yang dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpa adanya kalimat utama atau
kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf naratif
dan prosedural.
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan
urutan ruang atau tempat membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya
dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan suatu
bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh
kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada posisi yang
lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh sembarangan,
sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca mengalami kesulitan
memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf
deskriptif.
Pengembangan Secara Logis
Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah
pengembangan paragraf menggunakan pola pikir tertentu. Pengembangan paragraf
secara logis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan
umum-khusus.
Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks
dibagi menjadi dua, yang pertama klimaks, dan yang kedua antiklimaks.
Pengembangan paragraf secara klimaks dilakukan dengan cara menyajikan
gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan,
kemudian diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya
atau kepentingannya. Sebaliknya, pengembangan paragraph secara antiklimaks
dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap paling
tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti dengan
gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan,
gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.
Pengembangan paragraf berdasarkan
kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu paragraf yang
dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan khusus ke umum. Paragraf yang
dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan
umum yang biasanya merupakan gagasan utama, kemudian diikuti dengan gagasan
khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian. Paragraf yang dikembangkan dengan
cara umum ke khusus ini biasa disebut dengan paragraf deduktif. Paragraf yang
dikembangkan secara khusus ke umum berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan
khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian diikuti dengan gagasan
umum yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf yang dikembangkan dengan
cara khusus ke umum ini biasa disebut dengan paragraf induktif. Pengembangan
paragraf logis umum-khusus ini, baik dengan cara umum ke khusus (deduktif)
maupun khusus ke umum (induktif), paling banyak diguankan, lebih-lebih dalam
karya ilmiah karena karya ilmiah pada umumnya merup sintesis antara deduktif
dan induktif.
Macam
Alenia
Macam-macam
alinea itu ada tiga yaitu :
1.
Alinea Pembuka
Alinea
pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama
kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara
menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea
pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu
jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini
menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang
baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat
selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam
sebuah wacana atau karangan.
2.
Alinea Isi
Alinea
isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau
karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial
dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan
dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya
harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk
akal atau logis.
3.
Alinea Penutup
Alinea
penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau
karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan
pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga
harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau
karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea
penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu
pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi
para pembaca.
Untuk
menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek
tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau
karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana
atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya
kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak
orang.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kemampuan menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan, memilih kata yang tepat, membuat kalimat efektif, belum sepenuhnya menjamin seseorang mampu menulis. Dalam menuangkan gagasan atau pikiran, kita dituntut mampu menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis-menulis atau karangan-karangan, ikatan ini dilakukan dalam bentuk paragraph.
Kemampuan menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan, memilih kata yang tepat, membuat kalimat efektif, belum sepenuhnya menjamin seseorang mampu menulis. Dalam menuangkan gagasan atau pikiran, kita dituntut mampu menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis-menulis atau karangan-karangan, ikatan ini dilakukan dalam bentuk paragraph.
DAFTAR PUSTAKA
Gorys Keraf., Komposisi, Jakarta : Nusa Indah. 1979
http://blogsais.blogspot.com/2009/02/alenia.html.
Lamuddin
Finoza., Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. DWASADASA SARANA BERSAMA.
2004
Nunung
Yuli Eti, Anton Suparyanta, M.G. Hesti Puji Rastuti., Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia 3 b. Klaten : PT. Intan Pariwara. 2004
Sabarti Akhadiah, Masdar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. 1998
Tim Penyusun. Bahasa Indonesia 3 a. Klaten : PT. Intan Pariwara. 2004
Tim Penyusun. Bahasa Indonesia 3 b. Klaten : PT. Intan Pariwara. 2004
http://susandi.wordpress.com/2010/02/09/paragraf/