Jumat, 09 Maret 2012

Definisi Penalaran


    Nalar adalah alat belaka. Nalar tidak dapat menentukan tujuan hidup kita, paling mentok ia hanya dapat memberitahu kita bagaimana caranya sampai ke sana. Nalar adalah senjata sewaan yang bisa kita gunakan untuk mencapai tujuan apa saja. -Herbert A. Simon-

   PENALARAN adalah merupakan proses berfikir logis dalam menarik suatu kesimpulan disertai dengan langkah-langkah tertentu dalam mengambil keputusan, namun NALAR tidak bisa menentukan arah kehidupan seorang manusia tapi NALAR bisa memberikan PILIHAN yang terbaik bagi manusia dalam mencapai tujuan dalam hidupnya. Secara umum penalaran dapat dilakukan secara Deduktif dan Induktif.
   
   Kesimpualannya penalaran adalah proses berfikir manusia secara berlawanan dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep, kesimpulan dan pengertian.

METODE PENALARAN

   Dalam kehidupan nyata penalaran Deduktif dan penalaran Induktif saling mendukung. Karena itu kedua metode penalaran tersebut bisa digunakan secara bergantian atau bersama-sama.
  • Metode Penalaran Deduktif adalah penalaran yang berpusat pada suatu kejadian umum yang kebenarannya sudah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan baru. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif(umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan(khusus) dan kegiatan imitasi(khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. Penalaran Deduktif dapat dilakukan dengan dua cara : silogisme dan entimem. 
  1. Silogisme adalah proses penalaran yang menghubungkan dua pernyataan yang bertolak belakang untuk mendapatkan kesimpulan yang merupakan pernyataan ketiga. Dari pengertian tersebut Silogisme memiliki tiga bagian : premis mayor, premis minor dan kesimpulan.
  2. Entimem adalah bagian dari Silogisme yang telah dipahami namun dihilangkan, karena didalam kehidupan sehari-hari kita jarang menggunakan Silogisme secara lengkap
  • Metode Penalaran Induktif adalah cara berfikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Contoh : Jika ada udara makan manusia akan hidup, jika ada udara maka tumbuhan akan hidup. Kesimpulannya Jika ada udara maka mahkluk hidup akan hidup.Penalaran Induktik dapat dilakukan dengan tiga cara : generalisasi, analogi dan sebab akibat.          
  1. Generalisasi adalah proses penalaran yang berlawanan dari sejumlah peristiwa yang sama untuk menarik kesimpulan mengenai semua peristiwa itu sendiri. Dari proses penalaran ini orang bisa membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan.
  2. Analogi adalah proses penalaran yang berlawanan dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan.
  3. Sebab-akibat adalah proses penalaran dari kebiasaan yang terbentuk berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi dimasa lalu. contohnya: seorang mahasiswa membuka payungnya setelah dia melihat awan gelap tanda akan turun hujan.
  Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif. Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. 
  Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi.

KESALAHAN DALAM PENALARAN 

    Kesalahan dalam penalaran terjadi dikarenakan kesalahan proses berfikir karena keliru dalam menafsirkan. Kekeliruan seperti terjadi karena faktor emosional, ketidaktahuan dan kecerobahan.


Macam - macam kesalahan penalaran
  1. Generalisasi yang terlalu luas kesalahan ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap menggapangkan, tidak mengumpulkan dan menguji data secara benar. 
  2. Kerancuan analogi kesalahan ini disebabkan penggunaan analogi yang kurang tepat dan dau hal uang dibandingkan tidak memiliki kesamaan esensial.
  3. Kekeliruan sebab-akibat kesalahan ini timbul karena seseorang salah dalam menentukan sebab dari suatu peristiwa atau akibat dari suatu kejadian.
  4. Kesalahan relevansi kesalahan ini dapat terjadi bila bukti, peristiwa atau alasan yang dikemukakan tidak menunjang suatu kesimpulan. 




Sumber : 


   

    
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar